Selasa, 07 September 2021

Puisi; Darah Juang, Mereka bilang, Kepada Puisi, Doa Malam

 


Darah Juang

Oleh :  Yahya Ibnu Hanbal

 

Di pagi hari yang gemetar, kawan

Kau maju tanpa gentar

Tak peduli lecut kilat menyambar

Dan guntur yang kian menggelegar

 

Beribu doa bergelayut di ayunan langkahmu

Tatap garuda meresat dari kerongkonganmu

Tatap matamu tajam bagai tombak bambu

Dan api yang menyala semakin berkobar di dadamu

 

Merah dan Putih

Tak hanya terikat di kepalamu

Bahkan erat tertancap di semangatmu

Meski kulitmu dirobek-robek mata pisau

Meski jantungmu tembus ditikam peluru

Kau terus menerjang!

Tak terhalang!

 

Biarlah!

Biar keringat dan darah mengucur

Jatuh membanjiri

Menjadi saksi

Bagi tanah pertiwi

Lirboyo, 10 November 2018

 

Mereka bilang

Oleh : FH

Mereka bilang

Manusia harus begini

Berkumpul, bersorak, dan bernyanyi

Kuturuti, agar kemanusiaanku

Sesuai versi mereka

Meski aku bukan aku lagi

 

Mereka bilang

Belum cukup!

Kau masih dalam keakuan-mu

Ku turruti, ambil!

“Ambil semua milikku” kataku

Dan tak usah ada kembaliannya

 

Mereka bilang

Harus semua dan tambah!

Aku bilang, “apa yang tersisa?”

Tak ada lagi kecuali nyawa

Dan kesendirianku

 

Mereka bilang

Itu juga!

Kau bilang “tidak bisa!”

Karena itu penandamu

Bahwa aku juga manusia

Lirboyo, tak usahlah bertanggal

 

Kepada Puisi

Oleh : ahmadbindara_02

 

Puisi telah memilihku menjadi celah sunyi

Diantara baris-barisnya yang terang

Dimintanya aku tetap redup dan remang

Sambil mengawasi matamu membias menjadi rembulan

Irfan.., kau adalah mata, dan aku air mata

 

Doa Malam

Oleh : ahmadbindara_02

 

Tuhan yang  merdu,

Terimalah doaku :

“semoga Irfan tidur terlelap membawa namaku”

 

Previous Post
Next Post

0 comments: