Selasa, 27 Oktober 2020

Semua Akan Indah Pada Waktunya eps.01


Oleh :  Muhammad Ulil Albab

    Teng,teng,teng,suara bel istirahat membelah keriuhan malam bumiku berpijak.Jarum jam menunjukkan waktu 21.00 WIS (Waktu Indonesia Santri) dan hari ini tepatnya tanggal 22 Juli 2016.Semua siswa Madrasah Diniyah Bambu Runcing berhamburan keluar ruang kelas,bagai anai-anai beterbangan.Tak terkecuali Nyambek,begitulah konco plek(sahabat karib) biasa memanggil Muhammad Iqbal Al Khoir.

   Dia adalah salah satu santri senior.Sudah 6 tahun ini dia meninggalkan tanah kelahirannya,Malang.Kota dengan 1000 cerita.Berbagai kampus besar,tempat wisata yang indah,kuliner yang yummy mudah ditemukan di kota tersebut.

“Plakkkk” tiba-tiba sebuah tamparan keras landing(mendarat) di tengkuk kepalaku.

Djanc*****k” seketika tanpa kukomando mulutku melafalkan kata mutiara dalam bahasa jawa.

Lambene kang,dijogo(mulutnya kang dijaga)” sahut Badak.Nama aslinya Maulana Abdus Salam,konco kentelku(teman akrab).Siswa kelas sebelah,2 aliyah bagian A5.Dia seangkatan denganku di pondok,Kota Kediri aslinya daerah Wates tepatnya.

    Di pondok Bambu Runcing tercintaku,kami biasa memanggil teman karib kami dengan nama hewan sekebun binatang.Dengan begitu,pertemanan kami terasa lebih hangat.

Ealah,kon to Dak,yo opo kabare rek?(Ehh kamu ternyata Dak,gimana kabarmu?)”tanyaku.

Podo dek ingi gok!!!(Sama kayak kemarin guys!!!)” jawab Badak.

Wooo weduss(Ohh dasar)” sahutku.

Hehehe,ayo nek Warung Pring Mbek(Hehehe,ayo ke Warung Pring Mbek)” ajak si Badak.

    Warung Pring,begitulah nama warung favorit kami.Menu andalannya adalah nasi goreng.Penjualnya sahabatku juga,nama bekennya Banteng.Munkin karena tubuhnya kekar,kulitnya hitam legam kayak kecap bango.BERSAMBUNG……….


 

Previous Post
First

0 comments: