Oleh : Bindara Pujangga
Satu hal yang sangat
menantang dari kehidupan ini adalah kita tiba-tiba saja ada, tumbuh mula-mula
dibuaian seseorang yang kita panggil ibu, dan kemudian turun kepelataran
bermain bersama anak-anak sebaya. Kadang kita dibuat menangis oleh teman
bermain, kadang kita membuat salah satu dari mereka menangis kadang-kadang kita
dibentak oleh orang dewasa.
Pada masa itu, kita ingin cepat ingin menjadi orang
dewasa karena setiap orang dewasa tampak dimata kita sebagai makhluk-makhluk
luar biasa dan tak terkalahkan; mereka bisa membentak siapa saja dan menganggap
remeh anak-anak dibawah umur. Pada saat sudah menjadi orang dewasa kita rindu
menjadi kanak-kanak lagi.
Kanak-kanak ingin segera dewasa, orang-orang dewasa
merindukan masa kanak-kanak. Kita seperti selalu berada diwaktu yang tidak
tepat.
Tetapi, kita terlanjur ada dimuka bumi dan menjalani
kehidupan dan kita tidak pernah tahu seperti apa cara paling tepat untuk
menjalaninya. Tidak ada yang mengajari kita.
Dalam setiap jenis keterampilan selalu ada orang-orang
yang bisa mengajarkan tekniknya kepada kita. Kita ingin menjadi penulis hebat,
kita bisa belajar menulis kepada guru
yang lihai mengolah kata. Kita ingin menjadi pendekar, ada pelatih-pelatih yang
bisa mengajari kita cara menjadi pendekar yang tangguh dan menjadi juara. Kita
ingin cakap dalam berbahstu, ada pembimbing yang bisa mengajari kita cara ber-bahstu
dengan baik.
Ada orang yang patah hati satu kali dan tidak mau jatuh
cinta lagi sepanjang hidup. Dia tidak mau menikah dan menjadi penghambat bagi
semua adiknya karena sebagai anak sulung ia tidak bersedia untuk dilangkahi.
Saya kenal satu keluarga yang seperti itu. Akhirnya semua anak didalam satu
keluarga itu terus membujang sampai mereka semuanya tua.
Ada orang yang patah hati berkali-kali dan tetap berminat
untuk jatuh cinta lagi dan patah hati lagi. Teman-temannya menjadi jengkel
karena ia seperti tidak pernah kapok mengalami kejadian seperti itu
berulang-ulang, mendapatkan perasaan sakit terus menerus, dan selalu mendapatkan
lagi pasangan yang beberapa waktu kemudian akan meninggalkannya.
Sama seperti kehidupan, jatuh cinta juga tidak ada
pelajarannya. Kita tidak pernah tahu kepada orang seperti apa kita jatuh cinta
dan kepada orang seperti apa sebaiknya kita jatuh cinta.
Jadi, untuk merawat kehidupan dan cinta kepada sesama,
kita harus belajar sendiri caranya. Memang ada aspek-aspek dasar yang diajarkan
kepada kita: jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti. Perbanyak
teman dan jangan pernah punya musuh, jadilah orang jujur. Kadang-kadang saya
apa perlu mengajarkan kepada teman-teman bahwa mereka harus menjadi orang
jujur. Kenapa meminta mereka menjadi orang jujur sementara ketidak jujuran
seringkali membuat orang selamat dan hidup bahagia.
Anda tidak akan
sukses menjadi politikus jika anda benar-benar jujur. Anda akan ditampar
pasangan jika anda selalu bicara jujur.
Jadi kenapa orang-orang masih senang meminta kita menajdi
orang jujur? Mungkin karena saran untuk menjadi orang jujur itu terdengar baik.
Anda akan tampak menjadi orang dewasa yang tak bermoral jika mengajarkan kepada
orang-orang: jadilah orang yang tidak
jujur. Saya juga mengajarkan kepada teman-teman saya untuk menjadi orang-orang
yang jujur, meskipun saya tidak bisa marah jika suatu saat mereka berbohong.
Satu hal lain yang juga menantang: dalam menjalani
kehidupan kita harus memiliki keinginan. Dialam fiksi, kita diberitahu bahwa
tokoh utama harus memiliki keinginan, “meskipun keinginan itu hanya segelas air
putih”. Kata Krut Vannegood, “mereka yang dilumpuhkan oleh kehidupan modern
yang hampa-pun tetap harus minum air dari waktu ke waktu”.
Tanpa keinginan, tidak akan ada tindakan. Tanpa tindakan,
kehidupan akan berjalan datar-datar saja. Anda tidak akan menemukan kesulitan
jika tidak memiliki keinginan, tidak harus menyingkikran penghalang,
penghambat, dan tidak harus memperbaiki kelemahan diri sendiri. Dengan kata
lain, anda tidak perlu melakukan apa-apa.
Sebaliknya, ketika kita memiliki keinginan, kita harus
memikirkan jalan terbaik untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ada
buku-buku yang memberitahu kita cara mendapatkan apapun yang kita inginkan,
tetapi saya yakin kita tidak bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan.
Manusia yang dianggap paling jenius diabad ke-20, Albert
Enstein, juga tidak selalu berhasil mendapatkan semua yang ia inginkan. Pada
fase terakhir kehidupannya, ia berfikir tentang suatu teori yang bisa
menjelaskan bagaimana alam semesta bekerja-the theory of everything. Para
ilmuwan lain menganggapnya hanya membuang-buang waktu, tapi Enstein menyakini
bahwa ia akan menemukan terori itu. “Jika saya tidak menemukannya, akan ada
orang lain yang menemukannya,” katanya.
Ia tidak menemukannya, tapi ia benar, para ilmuwan lain
terdorong untuk membuktikan apakah ada teori seperti itu. Ada kemajuan, tetapi
hasilnya belum jelas.
Jadi saya pikir, selalu penting memiliki keinginan. Itu
akan membuat kita menjalani hidup lebih bahagia. Kita terlanjur ada di muka
bumi. Kita perlu merencanakan sesuatu, memelihara pikiran besar dan menjadikan
kehidupan kita sendiri lebih bergairah karena mampu mempertahankan pikiran
besar di dalam benak kita.
Dan, semoga hari ini kita mempunyai keinginan besar di
tahun 2019; untuk hari-hari kedepan dan harapan, yang akan datang menghiasi
kehidupan kita, semoga.
0 comments: