Oleh:M. Ulil Albab
Kamis, 4 Juli 2016 pukul 12.00, rombongan Nyambek, Kuro, Badak,
Banteng dkk bertolak menuju Jawa Tengah. Lho koq banyak yang ikut, karena
mereka pada pulang ke rumah masing-masing. Ada yang dari Ungaran, Genuk , Kaliwungu,
dan tentunya Singorojo, asal daerah si Kuro. Kalau si Badak ngapain ikut? Ya
namanya teman satu selimutnya si Nyambek.
SAMBUNGAN………
Dari Kediri ke Kertosono lanjut ke
Solo bablas ke Terminal Boja, kira-kira 9 jam mereka akan habiskan
diperjalanan. Seperti anak pondok pada umumnya, sambil menyelimurkan
diri mereka saling bercanda. Ditengah candaan, sebuah handphone IPhoneX warna
Balck Jet terdengar ringtonenya, tanda panggilan masuk. ”Dak, itu hpmu bunyi, barangkali
penting!”kata si Banteng. ”Ohh ya, kira-kira siapa ya?”jawab si Badak. ”Siapa
Dak?”tanyaku, sebuah nomor hp dengan nama kontak Mommy muncul dilayar IPhoneX.
”Ohh ibuku, assalamualaikum buk, gimana?” tanya si
Badak memulai percakapan. ”Kamu sekarang dimana le?”jawab ibunya si
Badak. ”Ini baru nyampe Mantingan buk, ada apa tho?”balas si
Badak. ”Ini lho le ada berita duka, kakekmu meninggal, bisa pulang
sekarang tho?”jawab si Ibu Badak. ”Ohh siap 86 buk, tak pamitan
ke temenku dulu ya, ”pinta Badak. ”Man teman sorry banget aku nggak
bisa meneruskan trip kita ini, kakekku tiba-tiba meninggal, ”kata si Badak.
”Innalillahi wainnailaihi roji’un, kita turut membela
sungkawa Dak, ya udah kamu langsung turun aja disini, kasihan
orang rumah nanti lama nungguin. Ingat INNAMA YUWAFFASH SHOBIRUNA
AJROHUM BIGHOIRI HISAB. Kamu yang sabar ya, rencana Tuhan lebih indah. ”jawab
si Nyambek. ”Pak Pir, balik kanan, ehh ngiri deng pak, kula mandap
mriki mawon”pinta si Badak ke pak sopir Sugeng Rahayu. Berkuranglah
rombongan Kami, ya yang namanya musibah tidak ada yang bisa menolak kehendak
Tuhan.
Tepat pukul 9 malam teman-teman yang lain melanjutkan
perjalanan, Aku berdua dengan si Nyambek turun di Terminal Boja. Di sana Kami
sudah ditunggu jemputanku. Cuss lah ke rumah tercinta. Sekitar 15 menit
perjalanan sampailah juga di Singorojo, tempat kelahiranku. Di rumahku yang
berlantai 2 dengan arsitektur jawa yang kental, Aku telah sampai.
“Alhamdulillah Ya Allah”pujiku pada Tuhan. ”Ayo kang Nyambek,
masuk ke rumah. Maklumlah rumahnya wong ndeso ya Cuma begini, ”kataku
merendah. ”Halah Kur sama saja, rumahku lebih parah, ”timpal si Nyambek. ”Tasnya
ditaruh sebelah kursi sini saja, kita duduk dulu. Saya pesankan jus sama
camilan. ”kataku. ”Nggak usah repot-repot Kur, keluarkan semua, hehehe, ”canda
si Badak.
“Dek Zul, jus alpukat dua sama camilan ya, cepetan, haus
nih. ”teriakku. ”Iya masku. ”jawab seorang perempuan muda. ”Eh itu tadi siapa
Kur?”tanya si Nyambek padaku. ”adek perempuanku, ”jawabku singkat.
Tak lama berselang gadis manis berkaos merah berkacamata
nisya sabyan membawakan jus alpukat lengkap dengan camilannya, megono. ”Monggo
kang, diunjuk niki sak wontene. Damelan kula kiyambak lho niki. ”kata si
gadis mempersilahkan. Hati si Nyambek berdesir. Baru kali ini dia menjumpai
gadis model kaya gini, sopan, khas anak pondokan dan yang pastinya
manisnya itu lho. Alis tebal Pevita Pearce, gigi gingsulnya Nabilah JKT 48, manisnya
Acha Septriasa reuni jadi satu. Uchh pokoknya percfectlah.
BERSAMBUNG………
0 comments: