Selasa, 24 Agustus 2021

Semua Akan Indah Pada Waktunya Eps. 04


Oleh:M. Ulil Albab

Kamis, 4 Juli 2016 pukul 12.00, rombongan Nyambek, Kuro, Badak, Banteng dkk bertolak menuju Jawa Tengah. Lho koq banyak yang ikut, karena mereka pada pulang ke rumah masing-masing. Ada yang dari Ungaran, Genuk , Kaliwungu, dan tentunya Singorojo, asal daerah si Kuro. Kalau si Badak ngapain ikut? Ya namanya teman satu selimutnya si Nyambek.

SAMBUNGAN………

            Dari Kediri ke Kertosono lanjut ke Solo bablas ke Terminal Boja, kira-kira 9 jam mereka akan habiskan diperjalanan. Seperti anak pondok pada umumnya, sambil menyelimurkan diri mereka saling bercanda. Ditengah candaan, sebuah handphone IPhoneX warna Balck Jet terdengar ringtonenya, tanda panggilan masuk. ”Dak, itu hpmu bunyi, barangkali penting!”kata si Banteng. ”Ohh ya, kira-kira siapa ya?”jawab si Badak. ”Siapa Dak?”tanyaku, sebuah nomor hp dengan nama kontak Mommy muncul dilayar IPhoneX.

”Ohh ibuku, assalamualaikum buk, gimana?” tanya si Badak memulai percakapan. ”Kamu sekarang dimana le?”jawab ibunya si Badak. ”Ini baru nyampe Mantingan buk, ada apa tho?”balas si Badak. ”Ini lho le ada berita duka, kakekmu meninggal, bisa pulang sekarang tho?”jawab si Ibu Badak. ”Ohh siap 86 buk, tak pamitan ke temenku dulu ya, ”pinta Badak. ”Man teman sorry banget aku nggak bisa meneruskan trip kita ini, kakekku tiba-tiba meninggal, ”kata si Badak.

”Innalillahi wainnailaihi roji’un, kita turut membela sungkawa Dak, ya udah kamu langsung turun aja disini, kasihan orang rumah nanti lama nungguin. Ingat INNAMA YUWAFFASH SHOBIRUNA AJROHUM BIGHOIRI HISAB. Kamu yang sabar ya, rencana Tuhan lebih indah. ”jawab si Nyambek. ”Pak Pir, balik kanan, ehh ngiri deng pak, kula mandap mriki mawon”pinta si Badak ke pak sopir Sugeng Rahayu. Berkuranglah rombongan Kami, ya yang namanya musibah tidak ada yang bisa menolak kehendak Tuhan.

Tepat pukul 9 malam teman-teman yang lain melanjutkan perjalanan, Aku berdua dengan si Nyambek turun di Terminal Boja. Di sana Kami sudah ditunggu jemputanku. Cuss lah ke rumah tercinta. Sekitar 15 menit perjalanan sampailah juga di Singorojo, tempat kelahiranku. Di rumahku yang berlantai 2 dengan arsitektur jawa yang kental, Aku telah sampai.

“Alhamdulillah Ya Allah”pujiku pada Tuhan. ”Ayo kang Nyambek, masuk ke rumah. Maklumlah rumahnya wong ndeso ya Cuma begini, ”kataku merendah. ”Halah Kur sama saja, rumahku lebih parah, ”timpal si Nyambek. ”Tasnya ditaruh sebelah kursi sini saja, kita duduk dulu. Saya pesankan jus sama camilan. ”kataku. ”Nggak usah repot-repot Kur, keluarkan semua, hehehe, ”canda si Badak.

“Dek Zul, jus alpukat dua sama camilan ya, cepetan, haus nih. ”teriakku. ”Iya masku. ”jawab seorang perempuan muda. ”Eh itu tadi siapa Kur?”tanya si Nyambek padaku. ”adek perempuanku, ”jawabku singkat.

Tak lama berselang gadis manis berkaos merah berkacamata nisya sabyan membawakan jus alpukat lengkap dengan camilannya, megono. Monggo kang, diunjuk niki sak wontene. Damelan kula kiyambak lho niki. ”kata si gadis mempersilahkan. Hati si Nyambek berdesir. Baru kali ini dia menjumpai gadis model kaya gini, sopan, khas anak pondokan dan yang pastinya manisnya itu lho. Alis tebal Pevita Pearce, gigi gingsulnya Nabilah JKT 48, manisnya Acha Septriasa reuni jadi satu. Uchh pokoknya percfectlah.

BERSAMBUNG………

Previous Post
Next Post

0 comments: