Oleh : Muhammad Ulil Albab
Warung
Pring,begitulah nama warung favorit kami.Menu andalannya adalah nasi
goreng.Penjualnya sahabatku juga,nama bekennya banteng.Mungkin larena
tubuhnya kekar,kulitnya hitam legam kayak kecap cap Bango.
Sambungan
……………..
Warung tersebut menyediakan banyak
sekali menu makanan khas santri.Ada nasi goreng,penyetan,nasi sayur dll.
“Teng,sego goreng 2 porsi yo,seng
akeh micin e (Teng nasi goreng 2 porsi ya,yang banyak micinnya)” pinta Badak.
“Yo dak,5 menit neh yo (Ya dak,5
menit lagi ya)” jawab Banteng.
Tak lama
berselang,nasi goreng favorit kami siap untuk disantap.Ya walaupun sedikit
tercampur dengan bau keringatnya si Banteng,para pembeli di sini tidak
jijik.Mungkin ini saaaaaalah satu resep yang membuat Warung Pring begitu
ramai,hehehe.
“Kabeh IDR
9k dak,nggo duet pas wae (Semua Rp 9.000,- dak,pakai uang pas saja)”teriak si
Banteng.
“Wah,gak
enek iki,ngge kartu debit ae yo,mesin gesek kenek to?(Wah,nggak ada ini,pakai
kartu debit saja ya,mesin geseknya bisa kan?)”jawab si Badak.
“Sembarang
wes,wong sugih bebas(Terserah dah,orang kaya mah bebas)” derutu si Banteng.
Bukan rahasia lagi kalau makan di
pondok itu ekonomis,walaupun kebersihannya belum teruji klinis.Yang penting
perut kenyang,hati ikut senang.
“Arep mangan
neng ndi iki mbek?(Mau makan dimana ini mbek?)”Tanya si Badak.
“Ndok ndukur
loteng kamarku ae yok(Di loteng kamarku saja yuk)” jawabku.
“Sek,sek,sek
dak onok seng kurang iki,rokok e rek.Eleng qoidah MA LATIMMU ALWAJIB ILLA
BIHI,WAHUWA WAJIB to(Sebentar dak,ada yang kurang ini,rokoknya boy.Ingat
qoidah SESUATU YANG MENJADI KESEMPURNAAN PERKARA WAJIB,MAKA HUKUMNYA JUGA
WAJIB kan) ”kataku
“Oh iyo
deng,ayo tuku rokok e(oh iya,ayo beli rokok)”jawab si Badak.
Sambil
berjalan ke toko rokok,kami saling melempar candaan.
“Eh
mbek,gimana kabarnya si dia”tanya badak campur kepo.
“Siapa
sih?”jawabku sambil kebingungan.
“Zaimatum
Majzula”canda si Badak.
BERSAMBUNG………
I like mading arrohmah pphy
BalasHapus