Bayang yang hilang
Oleh : Kang Yahya Shohibul Qohwah
Demi fajar yang berpendar
Aku menatapnya dengan mata nanar
Kini wajahmu tak lagi memancar
Sudah hilang tak berkadar
Bagai kertas yang terbakar
Aku tetap disini
Tertegun berdiri
Menunggu bayangmu mencuat
Dari mentari pagi
Dari burung - burung kecil
Yang bernyanyi
Pun dari pohon - pohon yang menari
Pada detik detik yang melambai
Jatuh bangun harapanku berlari
menggapai
Namun bayangmu tak dapat lagi
kucapai
Biar !
Biar rasaku hilang !
Biar rinduku malang !
Biar semua harap bergelimpang !
Dan bayang wajahmu terbuang dalam
kenang !
Lirboyo,
23 - 10 – 2018
Candu
Oleh : Si51
Kamu itu
Menyerang akalku tiada henti
Kamu itu
Menjelma oksigen yang selalu kuhirup
Memenuhi rogga paru-paru yang
menjadi pekat
Kamu itu
Menyelinap di setiap celah – celah
sempit hati
Menikam tanpa ampun
Mengikat tanpa ikatan
Menyerbu tanpa serdadu
Gila !!!
Kau bakar aku dengan api cintamu
yang semu
Kau tarik aku dengan pesonamu yang
majemuk
Kediri,
18 september 2018
HUJAN
Oleh : Ricky ‘’Bokir’’ Ahmad Fauzi *
Kenapa awan desember ini
Keringngatnya menetes disana-disini
Membuat ramai genting bergosip
Seperti kupingku di obrak-abrik
“Aku hanya ingin adinda” katanya
Mana mungkin berlabuh
Wanita sulit di rengkuh
Pada hati yang sedang berteduh
Di bawa kosa kata piluh
“Aku hanya ingin adinda” katanya
lagi
Telah kutitipkan kabar pada asap
rokok
Utusanmu yang kunamai hujan
Berhianat mencium pipi adinda
Di sudut malam bagian Indonesia
bagian rusuh
* Siswa kelas 3 ‘Aliyyah MHM Kamar
23
0 comments: