Siapa dia? Dan berada dimanakah dia? Tidak lain dia adalah
Nabiyulloh Isa ‘Alaihis Sallam. Beliau berada di langit kedua semenjak
diangkatnya beliau dulu. Nabi Isa akan diperintahkan turun nantinya pada
detik-detik menjelang kiamat. Membunuh Dajjal sang ratu sial, memerangi Yahudi
yang keji, menumpas babi yang tidak suci, menghancurkan salib sampai raib,
sampai dunia terang benderang tanpa genderang untuk tabuhan perang. Telah
masyhur beliau akan hidup selama 7 tahun atau dalam riwayat lain 40 tahun
menghukumi manusia yang tersisa dengan syariat Nabi Muhammad dengan tekad yang
kuat. Tapi dari mana Nabi Isa belajar dan siapa pengajarnya?
Sang maestro kenamaan abad 9 hijriyah dalam fan fiqh, tafsir, dan
macam-macam ilmu, Jalluddin Abdurrahman Bin Abi Bakar Asyuyuti telah menjawab
sedetail-detailnya. Beliau mengungkapkan ada 4 kemungkinan dalam permasalahan
tersebut :
1)
Para Nabi
mengetahui akan syariat-syariat Nabi sebelum atau sesudahnya, apalagi Nabi-nabi
yang diturunkan kitab akannya. Tak terkecuali Nabi Isa. Allah menjelaskan
sebagian sifat dan syariat Nabi akhir zaman sekaligus umatnya.
2)
Nabi Isa
mempelajari isi kandungan al-quran sebagaiman Nabi kita Muhammad SAW memahami dan
menfatwakan hukum-hukum yang ada diambilkan dari kitab Allah, Al Quran. Imamuna
Syafi’i berkata seluruh hukum yang diterapkan Nabi diambil dari kepahaman
beliau dari Al-quran. Hadits pun menguatkan :
إنى لا احل ما اأحل الله فىي كتا به ولا أحرم إلا ما أحرم الله فىي كتا به
3)
Imam Subki
ra mengatakan Nabi Isa as adalah umat sekaligus sahabat beliau (Nabi Muhammad)
karena beliau sering bertemu Nabi Muhammad Saw selain pada malam isra’. Seperti
yang diriwayatkan dalam hadits pada satu saat Nabi (Muhammad) menyalami Nabi
Isa as setelah dia merampungkan thawafnya. Dari sini memungkinkan Nabi Isa
belajar pada Nabi (Muhammad) tentang syariat beliau, karena Nabi Isa tahu nanti
akan diperintah menghukumi Nabi Muhammad saw di akhir zaman.
4)
Nabi Isa
sowan kepada Nabi (Muhammad) ketika turunnya beliau ke bumi. Nabi (Muhammad) bersabda
:
والذي نفسي بيده لينزلن عيسى ابن مريم ثم لئن قام على قبري فقال يا محمد لأجبنه
“Demi Dzat yang diriku dalam kekuasaan-Nya, Nabi Isa bin Maryam
akan turun ke bumi kemudian jika dia sowan kepadaku dan memanggilku; Ya
Muhammad, niscaya Aku akan menjawabnya.”
Ada lagi satu cerita yang menakjubkan
yang diriwayatkan oleh Syeikh Abu Faraj Ibnu Al-Jauzi bahwa satu hari Syeikh
Abdul Qosim Al-Qusyairi pemilik kitab Risalah Qusyairiyah yang telah masyhur
memanggil Santri paling setianya untuk memasukkan 1000 kitab yang beliau karang
dan Al Quran untuk dimasukkan ke dalam peti dan dibuang ke Sungai Jaihun
(sekarang Uzbekistan).
Sang Santri menurut dan membawanya, di
tengah perjalanan santri tersebut berpikir sayang sekali untuk dibuang.
Kemudian dia membawa ke kediamannya untuk diambil sendiri. Kemudian pada pagi
harinya, santri tersebut bertemu dengan Sang Guru. Sang Guru pun bertanya “Apa kamu telah membuangnya?”.
“Sudah guru” sahut santri. “Apa yang kamu saksikan?“ timpal Sang Guru. “Tak ada
Guru“ jawab santri dengan enteng. Sang Guru pun marah dan mengatakan “Kadzabta
(kau berbohong), kau tak membuangnya, cepat buang!” Tak pikir panjang santri
berlari mengambil peti dan membuangnya ke sungai. Aneh bin nyata sebuah tangan
menangkapnya. Sang Santri bertanya “Siapa kamu?“. ”Aku diperintah Allah menjaga
peti ini“ sahut tangan dengan nada datar” kemudian menenggelamkan dirinya
kembali. Setelah pulang santri ditanyai lagi oleh Sang Guru “Kamu telah membuannya?“.
“Nggeh Guru“ timpal santri sambil menceritakan apa yang terjadi, tapi
tidak berani bertanya sesungguhnya apa yang terjadi. Dilain hari Sang Guru
menjelaskan bahwa nanti di hari-hari mendekati kiamat setelah terbunuhnya
Dajjal oleh Nabi Isa, Nabi Isa diperintah menghukumi permasalahan umat Muhammad
saw. Tapi Nabi Isa bingung bagaimana akan menghukumi padahal semua ilmu
termasuk Al-Quran sudah hilang meski bentuk kitab tetap ada. Maka Jibril turun
dan memberi tahu Nabi Isa agar ke Sungai Jaihun dan sholat 2 rokaat kemudian
memanggil tangan penjaga Syeikh Abdul Qosim Al-Qusyairi. Setelah diterima Nabi
Isa mempelajari isi kitab dan menghukumi dengan syariat baginda Nabi Muhammmad
Shallahu ‘Alaihis Sallam.
Kediri, 20 – 08 - 2018
0 comments: