Selasa, 31 Agustus 2021

Puisi; Negeri Kata-nya, Perihal Kiprah, Negasi

 


Negeri Kata-nya

Oleh : Anonimous*

Selamat datang di Indonesia

Negara kaya dengan alunan tanah surga katanya

Bumi subur dan makmur bunyinya

Tak kurang akan pangan dongengnya

Namun mengapa buruh buruh mati kelaparan

 

Tangis miris kian lantang

Kau hancurkan ladang panganku

Demi pembaharuan katanya...

Namun apa salahnya sawah ladangku

Tertimbun gedung-gedung dan perumahanmu

Sedang kami bernaung di bawah jembatanmu

 

Lalu...

Dimana keadilan mu...

Pemerintah buta adalah kebenaran

Ataukah kau tuli tangisan rakyatmu?

 

Kau  robohkan rumah kami

Kau ganti dengan rupiah namun hanya janji

Kau makan hasil kaum melarat

Inikah yang pantas disebut si wakil rakyat?

*Pengirim tanpa nama


Perihal Kiprah

Oleh : Yahya Ibnu Hanbal*

Terserah!

Biar aku serakah!

Biar aku menggagah!

Biar aku berdarah!

Asal aku tak lemah!

Asal aku tak menyerah!

Sekalipun tergoyah!

Di situ kiprah akan rebah!

 

*Santri HY Kamar 04


Negasi

Oleh : FH*

Delik mata . . .

Hujanilah ribuan kepala

Lukai apa yang mesti

Tenggak sebanyak-bayaknya

Lalu sudahilah . . .

 

Raum sukmamu . . .

Eksistensi dan pesimisme

Kecupan, cumbuan, dan kata – kata

Hedonis . . . hedonis semua

Mesti diputus, lantas . . .

 

Kemayunya engkau . . .

Lesung pipi, gingsulnya gigi

Putih dan hitam satu warna

Ohh, surganya

Dapatkah ku masuki kau ?

 

Rembulanku . . .

Duduk di pelataran, amben . . .

Merenungi rembulan dalam

Sembari bertele lengan

Lalu hilang

 

*Siswa kelas 3 Tsanawiyyah MHM

Previous Post
Next Post

0 comments: