Selasa, 17 Agustus 2021

Ibnu Hajar Al Asqalani : Anak Batu dari Palestina

 


Oleh Ali Rohman

Ibnu Hajar Al Asqalani, beliau adalah seorang anak yatim. Ayahnya meninggal pada saat beliau masih berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika beliau masih balita. Dibawah asuhan kakak kandungnya, beliau tumbuh menjadi remaja yang rajin, pekerja keras dan sangat berhati-hati dalam menjalani kehidupannya serta memiliki kemandirian yang tinggi. Beliau dilahirkan pada tanggal 22 Sya’ban tahun 773 Hijriyah di pinggiran Sungai Nil di Mesir.

Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Qabilah yang berasal dari Al-Asqalan . Namun ia lebih masyhur dengan julukan Ibnu Hajar Al Asqalani. Ibnu Hajar berarti batu, sementara Asqalani adalah nisbat kepada Asqalan, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.

Suatu ketika, saat beliau masih belajar di sebuah madrasah, ia terkenal sebagai murid yang rajin, namun ia juga dikenal sebagai murid yang bodoh, selalu tertinggal jauh dari teman-temannya. Bahkan sering lupa dengan pelajaran-pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya di sekolah, hal itu membuatnya patah semangat dan frustrasi. Beliau pun memutuskan untuk pulang meninggalkan sekolahnya. Ditengah perjalanan pulang, dalam kegundahan hatinya meninggalkan sekolahnya, hujan pun turun dengan sangat lebat, memaksa dirinya untuk berteduh di dalam sebuah gua. Ketika berada di dalam gua pandangannya tertuju pada sebuah tetesan air yang menetes sedikit demi sedikit jatuh melubangi sebuah batu, ia pun terkejut.

Beliau pun bergumam dalam hati, sungguh sebuah keajaiban. Melihat kejadian itu beliau pun merenung, bagaimana mungkin batu itu bisa terlubangi hanya dengan setetes air. Ia terus mengamati tetesan air itu dan mengambil sebuah kesimpulan bahwa batu itu berlubang karena tetesan air yang terus menerus.

Dari peristiwa itu, seketika ia tersadar bahwa betapa pun kerasnya sesuatu jika diasah terus menerus maka ia akan menjadi lunak. Sejak saat itu perubahan pun terjadi dalam diri Ibnu Hajar. Beliau menjadi murid yang tercerdas dan melampaui teman-temanya yang telah menjadi para ulama besar dan ia pun tumbuh menjadi ulama tersohor serta memiliki banyak karangan dalam kitab-kitab yang terkenal dizaman kita sekarang ini.

            Diantara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, Al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, Ad Durarul Kaminah, Taghliqut Taliq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain.

Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab. Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab. Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadist, secara riwayat dan dirayat (kajian).

Kisah Ibnu Hajar si Anak Batu diatas bisa menjadi motivasi bagi kita semua, bahwa sekeras apapun itu dan sesusah apapun itu jika kita betul-betul ikhlas dan tekun serta kontinu dalam belajar niscaya kita akan menuai kesuksesan. Jangan pernah menyerah atau putus asa, karena kegagalan itu hal yang biasa, tapi jika Anda berhasil bangkit dari kegagalan, itu baru luar biasa!!!Ojo ngaku kuat yen isih sambat lan ojo pengen bojo ayu yen gak gelem sinau.

Previous Post
Next Post

0 comments: