Jumat, 15 Januari 2021

Sejarah dan Makna Idul Adha

Sejarah idhul adha

            Pada suatu hari,saat Nabi Ibrahim telah bersama anaknya,ia bermimpi bahwa dirinya menyembelih putranya,yaitu Ismail ‘alaihi salam.Setelah ia bangun dari tidurnya,Ibrahim pun mengetahui bahwa mimpinya itu adalah perintah dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala karena mimpi para nabi adalah haq (benar),maka Nabi Ibrahim mendatangi anaknya dan berbicara kedua bersamanya.Ibrahim berkata,“Wahai anakku,sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” .Ismail menjawab,”Wahai ayahku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”(QS.Ash Shaaffaat:102)

            Nabi Ibrahim membawa anaknya ke Mina,lalu ia taruh kain di atas muka anaknya agar ia (Ibrahim) tidak melihat muka anaknya yang dapat membuatnya terharu,sedangkan Nabi Ismail telah siap menerima keputusan Allah.Ketika Nabi Ibrahim telah membaringkan anaknya di atas pelipisnya dan keduanya telah menampakkan rasa pasrahnya kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala,maka Ibrahim mendengar seruan  Allah Subhaanahu wa Ta’ala,”Wahai Ibrahim,sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu.Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. Ash Shaffat:104-106)

            Tidak lama setelah Allah menggantinya dengan hewan sembelihan seperti dalam ayat berikut :”Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian,(yaitu) ‘Kesejahtaraan dilimpahkan atas Ibrahim’.” (QS. Ash Shaffat)

            Dari sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul Adha di seluruh pelosok dunia.

Makna Idul Adha

             Keteguhan serta kesabaran Nabi Ibrahim telah memberikan suatu kesadaran bahwasanya Allah SWT memiliki jawaban atas semua perintah yang diberikan.Allah SWT dengan segala Maha kesempurnaan-Nya telah memiliki alas an tertentu didalam setiap ujian yang diberikan-Nya kepada seluruh hamba-Nya(manusia).

            Dari keteguhan serta ketabahan hati yang dimiliki Nabi Ibrahim ini dapat pula kita menarik 3 inti pokok makna dalam berkurban (Idul Adha) yakni: Yang Pertama,makna berkurban adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT.”Berkurban” itu berarti kesungguhan manusia dengan menyerahkan segalanya kepada Allah Sang Pencipta.Seperti misalnya Nabi Ibrahim yang telah mengikhlaskan Putranya (Nabi Ismail) yang sesungguhnya sangat beliau cintai,dengan perintah Allah maka beliau rela untuk mengurbankan putranya tersebut,hal ini tentunya merupakan wujud dari penyerahan dirinya kepada Allah SWT.Yang Kedua,dengan cara berkurban,manusia diajarkan untuk berbagi kepada para mukmin lain yang kurang mampu.Dengan adanya kurban ini kaum muslim yang kurang mampu juga ikut merasakan bagaimana indahnya Islam dengan adanya hari kurban tersebut.Yang Ketiga,dengan berkurban keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji,diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi.Kurban itu berarti memberikan apa yang telah kita cintai (duniawi) serta apa yang kita sayangi,dalam hal ini adalah harta yang kita miliki,yakni dengan cara berkurban tersebut.

Previous Post
Next Post

2 komentar: