Jelata Negara Jenaka
Oleh: Kholifatul Anwar
Senja yang sirna
Bertukar kabar
Dengan rintik memerci duka:
Rumah kusam,angin beku
Telanjang celah bilik bambu
Wajah jelata pucat nampak
Sedang tuan meneguk tuak
Bersama nona tikam gelora
Rinai suaranya:
Pukul atap,pecat sunyi hingga kini.
Kata tanya masih bergema
“Bagaimana jika makna adalah buta,
harga hampa cinta dan
kemlaratan lekas dicampa?”
Tapi,cuman tanya
Tak usah telunjuk menuduh kepala
Karena,tiada tangan di negara jenaka.
Di lorong kosong
Beralas tikar
Terhimpit gedung menjulang tinggi
Bocah-bocah antri mati
Seluruh citanya dimaki sepi.
Saksikanlah! Dari Negara merdeka,
Adakah sedikit rasa untuk mengiba?
0 comments: