Kamis, 12 November 2020

Puisi

Jelata Negara Jenaka

Oleh: Kholifatul Anwar 

Senja yang sirna

Bertukar kabar

Dengan rintik memerci duka:

Rumah kusam,angin beku

Telanjang celah bilik bambu

Wajah jelata pucat nampak

Sedang tuan meneguk tuak

Bersama nona tikam gelora

 

Rinai suaranya:

Pukul atap,pecat sunyi hingga kini.

Kata tanya masih bergema

“Bagaimana jika makna adalah buta,

harga hampa cinta dan

kemlaratan lekas dicampa?”

Tapi,cuman tanya

Tak usah telunjuk menuduh kepala

Karena,tiada tangan di negara jenaka.

 

Di lorong kosong

Beralas tikar

Terhimpit gedung menjulang tinggi

Bocah-bocah antri mati

Seluruh citanya dimaki sepi.

 

Saksikanlah! Dari Negara merdeka,

Adakah sedikit rasa untuk mengiba?

Previous Post
Next Post

0 comments: