KEMERDEKAAN DAN PENGORBANAN
Merdeka... Merdeka.. Merdeka..
Kata itu sering kita dengar atau kita ucapkan di hari besar nasional seperti
HUT Proklamasi Kemerdekaan RI Bahkan bukan di hari besar nasional saja, di hari
besar Islam pun seperti Hari Santri Nasional 22 Oktober. Kata itu sering kita
dengar atau ucapkan, benar bukan..?
Karena kemerdekaan RI itu tidak bisa lepas dari campur tangannya para alim ulama seperti tercetusnya Resolusi Jihad yang menyatakan bahwa membela tanah air itu hukumnya wajib. Di acara maulidan juga sering kita dengar atau ucapkan, seperti yang telah saya ikuti di desa Silebu kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan di sana setiap tahunnya terdapat agenda maulidan yang dihadiri oleh Al-Habib Al-Mursyid Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dan murid-muridnya dari Pekalongan. Beliau selalu mengangkat tema NKRI Harga Mati dan mendawuhkan untuk mempertahankan Kemerdekaan NKRI disamping mengaji fikih atau lainnya juga.
Tapi, apakah kita tahu apa artinya merdeka? Dan apa pula arti kemerdekaan? Lalu apakah dalam mencapai kemerdekaan itu perlu pengorbanan? Disini saya akan mengemukakan pendapat. Yang setuju ya… syukur. Yang tidak setuju ya... tidak apa-apa setiap orang berhak untuk berpendapat.
Merdeka
artinya bebas (Free, Inggris). Contoh: Negara merdeka, berarti negara itu telah
bebas dari penjajahan atau penindasan negara lain. Orang merdeka (bukan hamba
sahaya) berarti orang itu telah bebas dari tuan atau majikannya.
Kemerdekaan
berarti kebebasan (Freedom, Inggris). Berati kita boleh melakukan apapun yang
kita mau agar kita untung, biarlah orang lain yang menanggung ruginya karena
kita telah mendapatkan kemerdekaan (kebebasan).
Hahaha, tentu tidak. Jika itu terjadi, maka akan merusak kemerdekaan yang telah diraih. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan menjalani hidup dengan damai, kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan berpolitik, kebebasan menentukan pilihan, kebebasan beragama, dan kebebasan lain-lain yang menyangkut hak-hak kita sebagai manusia tanpa merusak, mengganggu atau menghilang hak-hak orang lain atau yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Sekarang masuk ke pembahasan pengorbanan. Apakah kemerdekaan butuh pengorbanan? Tentunya sangat butuhlah... Jangankan kemerdekaan yang cakupannya negara, untuk pribadi saja butuh pengorbanan. Contohnya, jika kita ingin mendapatkan ilmu, kita harus mengorbankan waktu, tenaga dan lainya. Bukan hanya kita, orang tua pun harus berkorban untuk membiayai kita disamping harus mencukupi kebutuhan mereka juga.
Untuk memperjuangkan kemerdekaan, para pahlawan kita telah mengorbankan harta, pikiran ataupun tenaga. Tidak hanya itu, anak, istri, keluarga, bahkan nyawa pun mereka korbankan demi kemerdekaan Republik Indonesia. Nah sekarang, apakah kita harus mengangkat senjata, mengorbankan harta atau nyawa? Tidak, sekarang kita tinggal mempertahankan kemerdekaan saja. Sebagai santri, kita cukup belajar dengan sungguh-sungguh dan nurut kepada masyayikh-masyayikh kita.
Karena jika tidak begitu, lalu siapa yang akan menggantikan para alim ulama dimasa depan nanti? Jika tidak ada penerusnya, maka siapa yang akan menasehati para pemimpin bangsa agar memimpin dengan baik? Jika tidak ada pemimpin bangsa yang memimpin dengan baik, lambat laun bangsa ini akan dijajah atau dirusak oleh rakyatnya sendiri ataupun pemimpin yang diperkuda oleh jabatanya. Selain itu penjajah zaman sekarang ini, menjajah melalui teknologi dan budaya, tidak menggunakan senjata.
Jadi kemerdekaan itu memang sangat membutuhkan pengorbanan Kitapun harus mengorbankan waktu bermain kita untuk belajar sungguh-sungguh, karena itu adalah salah satu cara untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. (el-muta'allimy)
0 comments: